Oleh Mohammad Hailuki
Setelah pemerintah melakukan intervensi terhadap krisis minyak goreng dengan cara penerapan harga eceran termurah (HET) sebesar Rp14.000 untuk semua jenis minyak goreng kini muncul persoalan baru.
Persoalan itu adalah panic buyer yang merupakan perilaku konsumen memborong minyak goreng di pasar dikarenakan kepanikan atau kekuatiran akan terjadi kenaikan harga lagi di waktu berikutnya.
Dampak dari panic buyer tersebut minyak goreng murah menjadi hilang di pasaran alias langka. Meski sudah diatur maksimal pembelian minyak goreng hanya dua liter, namun masyarakat bisa mensiasatinya dengan cara membeli berulang-ulang pada hari yang sama dengan orang berbeda.
Namun perilaku seperti itu tidak akan berlangsung lama, karena amat ditentukan oleh ketersediaan stok minyak goreng di pasaran. Apabila stok yang tersedia banyak maka lambat laun panic buyer akan berhenti dengan sendirinya.
Karena masyarakat akan menyadari stok minyak goreng murah melimpah, maka tidak perlu memborong banyak. Sesuai prinsip ekonomi ketika penawaran barang melimpah maka permintaan akan rendah dengan sendirinya.
Nah, kelangkaan barang yang harus diwaspadai pemerintah adalah kelangkaan yang diakibatkan oleh aksi penimbunan minyak goreng murah oleh pihak-pihak yang ingin meraup untung banyak. Kelangkaan barang yang disebabkan oleh penimbunan bisa berlangsung lama dan menyebabkan krisis yang lebih dalam.
Karena, aksi penimbunan menyebabkan stok barang yang beredar di pasaran berkurang secara drastis, sehingga memicu kenaikan harga secara drastis pula. Meskipun pemerintah melakukan intervensi dengan pemberian subsidi namun ketika barang langka di pasaran pasti harga tetap akan merangkak naik.
Apabila hal ini terjadi dalam waktu panjang maka daya beli masyarakat pasti menjadi menurun. Jika dibiarkan, akibatnya bisa menyebabkan pelambatan ekonomi secara regional bahkan nasional.
Untuk itu kami berharap pemerintah baik Pusat maupun Daerah, dan Aparat Penegak Hukum dapat bersama-sama mencegah agar tidak terjadi penimbunan minyak goreng murah. Dengan demikian kriris minyak goreng bisa terhindari dan masyarakat tidak lagi terbebani.